Antisipasi Bencana, K3L UB Gelar Sosialisasi dan Simulasi Kebencanaan

Dalam upaya meningkatkan kesiapsiagaan terhadap bencana, Divisi Kesehatan, Keselamatan Kerja, dan Lingkungan (K3L) Universitas Brawijaya (UB) mengadakan kegiatan sosialisasi dan simulasi kebencanaan pada Jumat (16/5) bertempat di Auditorium Fakultas Ilmu Komputer. Kegiatan ini berada di bawah koordinasi Sekretariat Universitas UB.
Sosialisasi diikuti oleh sekitar 75 peserta, yang merupakan perwakilan dari setiap divisi di lingkungan Kantor Pusat UB dengan komposisi 2–3 orang per divisi. Kegiatan ini berlangsung sejak pagi hari dan mencakup beberapa materi penting terkait kebencanaan.

 

 Ketua K3L UB, Prof. Dr. Ir. Qomariyatus Sholiha, ST., M.Kes.
Ketua K3L UB, Prof. Dr. Ir. Qomariyatus Sholiha, ST., M.Kes.

Materi utama tentang K3L disampaikan oleh Ketua K3L UB, Prof. Dr. Ir. Qomariyatus Sholiha, ST., M.Kes. Selain itu, turut hadir perwakilan dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) serta Dinas Pemadam Kebakaran (Damkar) Kota Malang yang memberikan pelatihan praktis mengenai penanganan kebakaran, termasuk simulasi pemadaman api.

Kesiapsiagaan dan Refleks Instingtif

Sekretaris Universitas UB, Dr. Tri Wahyu Nugroho, S.P., M.Si., dalam sambutannya menekankan pentingnya pelatihan ini sebagai bagian dari upaya membangkitkan insting dan refleks cepat dalam menghadapi situasi darurat yang tak terduga.

“Kegiatan seperti ini perlu dilakukan secara terus-menerus agar bisa membentuk alam bawah sadar yang siap menghadapi kondisi tak diinginkan seperti gempa bumi, kebakaran, dan sebagainya,” ungkapnya.

Pelatihan K3L
Pelatihan K3L

Lebih lanjut, ia menyoroti pentingnya kesiapan sarana pendukung kebencanaan seperti APAR (Alat Pemadam Api Ringan), alat pelindung diri, jalur evakuasi, titik kumpul, hingga perhatian terhadap masa berlaku alat-alat keselamatan.
“Sepulang dari pelatihan ini, saya harap insting dan refleks kita semakin terasah, serta muncul kesadaran untuk tidak abai terhadap lingkungan kerja,” tambahnya.

Komitmen Menuju Zero Accident

Ketua K3L UB, Prof. Qomariyatus Sholiha, juga menekankan bahwa pelatihan ini bukan hanya sekadar kegiatan seremonial, melainkan sebagai langkah nyata membudayakan disiplin K3 di lingkungan kampus.

“Kegiatan ini diikuti oleh 75 peserta yang diharapkan bisa menjadi role model di unit kerja masing-masing dalam mengimplementasikan K3,” ujarnya.

Ia menjelaskan bahwa pentingnya K3 di lingkungan perguruan tinggi terletak pada tingginya jumlah civitas akademika, baik mahasiswa, tenaga kependidikan, maupun dosen. Oleh karena itu, UB telah membentuk Divisi K3L yang didukung oleh regulasi internal seperti Pertor (Peraturan Rektor) dan SOP (Standar Operasional Prosedur) guna mendukung implementasi di lapangan.

“Kami berharap pelatihan ini bukan hanya sekali, tapi menjadi pembiasaan. Dari terpaksa menjadi biasa, dan akhirnya menjadi budaya yang tertanam,” pungkasnya.
(KAN/HumasUB)

Sumber : PrasetyaUB